Catatan Dr. Suriyanto PD, SH, MH, M.Kn

Menjelang penetapan capres cawapres pada bulan September mendatang situasi politik dan situasi dukungan dari pendukung sudah mulai hangat-hangat kuku dan hampir memanas, saat ini sudah sangat kelihatan blok-blok para pendukung para capres sembari menunggu keputusan elit parpol dalam menentukan cawapres nya masing-masing calon yang didukung.


Dalam memilih pemimpin nasional, janganlah memilih seseorang hanya sekadar popularitas dan pencitraan saja.  Pilihlah pemimpin yang sudah jelas visinya, dan sudah jelas rekam jejaknya. Pemimpin juga harus bersih, aspiratif, dan bisa menjadi problem solver.


Dicontohkan pada capres yang telah didukung oleh koalisi parpolnya masing-masing sudah mulai sibuk membangun narasi-narasi dukungan di kelompoknya, hal ini sangat kelihatan dari berita media maupun medsos dan pemasangan sepanduk, baleho bahkan pencitraan yang dibangun pendukungnya. Diyakini semua itu dilakukan untuk menarik para pemilihnya.


Masyarakat pun sepertinya larut dalam pesta politik yang tengah berlangsung, ada yang sekedar bersimpati dan memberikan dukungan secara diam-diam, dan ada pula yang terlibat langsung dengan mendeklarasikan sebagai pendukung setia. Namun tampaknya antusiasme masyarakat dalam hiruk-pikuk Pemilu masih bersifat fanatisme terbatas, hal ini terlihat dari sikap sebagian masyarakat yang cenderung membela secara buta calon yang mereka dukung dan mereka tidak segan untuk berdebat dengan rekan dan kerabat yang berseberangan haluan


Tetapi ada hal yang sangat menarik untuk di perhatikan di pilpres jelang pemilihan di Febuari tahun 2024 mendatang yang mana di pilpres kali ini sangat berbeda dengan dengan banyaknya bermunculan pendukung yang tidak realistis seperti menjadi tim sukses hanya karena uang yang akhirnya tidak lagi bicara kualitas calon yang didukung nya, hal ini harus menjadi perhatian publik bersama dalam menentukan pemimpin masa depan Bangsa Indonesia yang terbaik.


Kekuatan sejati dalam sebuah kepemimpinan terletak pada mendengarkan dengan hati dan memiliki komitmen serta kerendahan hati dalam memimpin bangsa yang besar.


Mari kita pilih capres yang sehat yang jelas asal usulnya tidak karena uang juga tidak memiliki rekam jejak seperti misalnya banyak kegagalan dalam bekerja, melakukan politik identitas atau calon pemimpin yang berpotensi memecah belah Bangsa Indonesia.


Selain itu, memilih pemimpin yang berintegritas, akan menyelamatkan bangsa ini dari keterpurukan. Hanya dengan membangun nilai integritas, kita bisa menjadikan Indonesia bersih dari korupsi, dan hanya dengan menjadikan Indonesia bersih dari korupsi kita bisa mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mewujudkan masyarakat yang adil makmur dan sejahtera.


Mari kita manfaatkan momentum pemilu sebagai sarana merubah nasib kita bersama, Pastikan integritas menjadi kualifikasi pemimpin yang akan kita pilih, pelajari track record nya, pahami program kerjanya, seberapa serius niatan mereka dalam memberantas korupsi di Indonesia.  Biarlah mesin partai politik yang bekerja mengkomunikasikan program mereka, selanjutnya gunakanlah kecerdasan kita untuk mendengar, melihat dan menentukan pilihan kita nantinya di bilik suara sesuai hati nurani kita masing-masing.


Semoga dengan terpilihnya pemimpin yang berintegritas, Indonesia akan menjadi baik, dan terus lebih baik lagi di masa  akan datang.  Dan perlu diingat  bahwa mendukung dengan kebohongan ada hukumnya.